Wednesday, November 26, 2014

Baru Tiga Sukhoi Lakukan Operasi Rutin

RUTIN: Tiga pesawat Sukhoi milik TNI-AU melakukan operasi pengamanan perbatasan. 

Foto: Ifransyah/Radar Tarakan/JPNN

TARAKAN (MI) : Tiga pesawat Sukhoi mendarat di Bandar Udara (Bandara) Kelas 1 khusus Juwata Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (24/11). Burung besi milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) itu terbang dari Markas Komando (Mako) Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, menuju ke wilayah perbatasan utara Indonesia untuk melakukan operasi rutin tahunan.

Dalam sekali flight, biasanya berisi lima unit pesawat Sukhoi. Tetapi, menurut informasi dari TNI-AU, sementara baru tiga unit. Mungkin, ada dua pesawat lagi yang didatangkan dalam waktu dekat. Itu merupakan bagian dari strategi. ’’Operasi ini rutin sepanjang tahun yang dilaksanakan untuk mengamankan perbatasan di mana saja di seluruh Indonesia,’’ kata Komandan Satuan Tugas (Satgas) Pertahanan Udara Kolonel Fajar Adriyanto kemarin.

Menurut dia, tidak ada yang khusus dalam kegiatan monitoring perbatasan tersebut. Termasuk pemilihan Tarakan sebagai tempat singgah tiga pesawat Sukhoi. Semua adalah rutinitas tahunan. ’’Sementara kami ditugaskan selama seminggu atau bisa diperpanjang lagi, bergantung perintah pimpinan. Sebab, pimpinan sudah mempunyai perencanaan. Tentu ada masukan-masukan dari staf dalam pelaksanaan operasi ini,’’ tutur Fajar.

Beradasar pantauan TNI-AU, pelanggaran batas udara dan laut tidak hanya terjadi di ambang batas laut (Ambalat), tetapi juga di daerah-daerah lainnya di perbatasan. ’’Yang jelas, kami mengamankan semua perbatasan. Jika terjadi pelanggaran udara di Manado, kami langsung cepat meluncur,’’ papar Fajar.
Sementara itu, petugas Satuan Radar (Satradar) 225 Tarakan menyatakan siap membantu kinerja personel pemantau perbatasan tersebut. Anggota Satradar akan memandu pesawat tempur itu menuju ke target yang dicurigai sebagai pesawat asing.

Jika ada pesawat asing yang melintasi wilayah udara Indonesia, pesawat tempur TNI-AU akan diterbangkan untuk menindak mereka. Prosedur yang dilakukan dengan intersafe, mengusir, atau dipaksa mendarat.
Komandan Satradar 225 Tarakan Mayor Lek Afjo Herman menambahkan, pihaknya akan bekerja sama dengan personel pemantau perbatasan yang menerbangkan pesawat Sukhoi.
 Sumber : JPNN

No comments:

Post a Comment